Jumat, 05 November 2010

Lesbian dan Homoseksual


Keberadaan Kaum lesbian dan homo memang sudah tidak asing lagi didengar dan dilihat. Karena tidak sedikit komunitas itu dengan bangganya menunjukkan eksistensinya dihadapan publik. Sungguh tak biasa jika orang awam yang melihat dan menilainya, tapi fenomena yang tersaji adalah mereka-mereka yang mengaku berlesbian dan homo tersebut tidak merasa ragu mengatakan dan memamerkan kedekatan emosional mereka didepan publik. Di Indonesia, sekelompok lesbian dan homo tidak tanggung-tanggung mempublikasikan komplotannya ke masyarakat dengan cara membentuk komunitas lesbian atau gay. Rasa malu sudah tidak lagi menjadi penghalang, bahkan kaum mereka lebih bangga mempertahankan status bias gendernya kepada publik. Sebetulnya perkataan homosexual diterjemahkan secara harfiah adalah “sama gender" yang merupakan...
gabungan prefix Yunani, homo berarti "sama" dan asas Latin sex berarti "seks." Istilah homosexual pertama kali diterbitkan secara bercetak dalam pamflet Jerman yang diterbitkan pada 1869 secara tanpa nama yang ditulis oleh novelis Karl-Maria Kertbeny, kelahiran Austria. Cukup beragam faktor-faktor penyebab dari munculnya sekelompok orang yang mengaku dan menunjukkan status mereka sebagai seorang homo atau lesbian. Terdapat beberapa faktor yang memungkinkan seseorang itu menjadi homoseksual atau lesbian. Faktor yang paling utama adalah faktor keluarga, pengalaman atau trauma yang dialami pada masa kanak-kanak dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak tersebut. Misalnya pada saat anak tersebut dikasari oleh ibu atau bapaknya dan kurangnya sentuhan kasih sayang yang diberikan orang tua pada anaknya sehingga si anak beranggapan bahwa semua lelaki atau perempuan itu dapat bersikap kasar dan mudah bertindak brutal yang memungkinkan anak tersebut benci pada golongan itu. Selain faktor keluarga, faktor lingkungan pergaulan pun memiliki kemungkinan dapat mempengaruhi seseorang menjadi gay atau lesbian, misalnya orang tersebut terlalu sering bergaul dengan kelompok lesbi atau homo sehingga dia pun merasa tertarik dan ingin bergabung secara mendalam dengan kelompok lesbi atau gay tersebut. Faktor lain yang bisa dikatakan sebagai faktor pendorong seseorang menjadi lesbian atau homo adalah faktor biologis. Homoseksual adalah keadaan pernyataan perasaan yang semula jadi menyebabkan seseorang itu mempunyai nafsu terhadap kaum sejenis. Perasaan dan nafsu tersebut merupakan hasil yang disebabkan oleh bahan kimia dan hormon yang dikeluarkan dalam badan (luar kawalan).

Selain itu adanya keinginan perasaan yang harmoni untuk mendominasi hawa nafsunya dalam lingkup sexual. Namun pendapat ini masih dalam perbincangan dan tidak dapat dibuktikan secara menyeluruh oleh pakar dalam bidangnya. Faktor-faktor itulah yang menjadi kemungkinan besar seseorang terjerumus ke dalam pergaulan menyimpang. Bagi kelompok lesbian atau homo, perilaku tersebut bukanlah hal yang menyeramkan atau bahkan bukan sesuatu hal yang dapat merugikan orang lain. Sebagian dari mereka beranggapan bahwa keberadaannya sama sekali bukan untuk mengganggu kehidupan orang lain yang normal tapi hanya untuk memuaskan hasrat seksualnya dengan sesama jenis. Namun perspektif masyarakat yang memandang kaum mereka cukup beragam, perbedaan pandangan itulah yang kini banyak muncul dipermukaan. Misalnya dari kalangan agama, sebagian pakar mempercayai bahawa penyakit AIDS dikalangan homoseksual adalah puncak riwayat yang dikisahkan dalam kitab agama Ibrahim. Hal tersebut merujuk kepada perlakuan seks yang cenderung kepada sesama jenis. Homoseksual dikatakan bermula dari zaman Nabi Luth a.s. yang mana ketika itu gejala seks, perkawinan dan percintaan di antara sesama jenis berlaku. Ada beberapa ayat yang mengatakan tentang hal tersebut, misalnya dalam Ayat 80 Surah Al-A’raf (7), mengatakan, “Dan Nabi Lut juga (Kami utuskan). Ingatlah ketika ia berkata kepada kaumnya: `Patutkah kamu melakukan perbuatan yang keji, yang tidak pernah dilakukan oleh seorang pun dari penduduk alam ini sebelum kamu?”. Ayat 81 bermaksud, “Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk memuaskan nafsu syahwat kamu dan meninggalkan perempuan, bahkan kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” Itulah sedikit ulasan dari segi agama, selain itu aktivitas homoseksual dianggap oleh sebagian orang sebagai pemusnah kekuatan moral masyarakat, kegiatan dari hubungan sesama jenis tersebut dinilai mencacatkan budaya dan kesatuan masyarakat. Karena itulah golongan homoseksual sering dikaitkan dengan sesuatu yang tidak normal sehingga tidak layak menerima hak-hak istimewa dari masyarakat sekitarnya. Mereka terkadang dipinggirkan tanpa adanya penjelasan yang kukuh dan jelas. Masyarakat pun tidak sedikit yang menilai bahwa golongan homoseksual dan lesbian dapat mencerminkan kemunduran dan keruntuhan moral masyarakat karena dapat membunuh karakter keluarga yang bersangkutan. Selain itu, kaum lesbian atau gay dituding sebagai pusat penyebaran penyakit AIDS atau penyakit kelamin lainnya yang dapat mengancam kesehatan masyarakat atau orang lain yang ada disekitarnya.

Walaupun jangkitan AIDS disebabkan oleh pelbagai faktor, tetapi golongan homoseksual sering dijadikan penyebab utama sehingga mereka harus bertanggungjawab terhadap gelaja kurang sehat dan pelbagai masalah kesehatan lainnya. Hal itulah yang dapat mendiskriminasi kaum gay atau lesbian sehingga timbullah kecemburuan sosial antara golongan homoseksual dengan yang normal. Keberadaan komunitas homoseksual pun memungkinkan adanya sikap mengucilkan dari masyarakat sekitarnya. Itulah sedikit gambaran tentang fenomena homoseksual dan kaum lesbian yang tersaji di hadapan publik. Meskipun masyarakat secara terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya pada komunitas tersebut, tapi mereka masih merasa percaya diri dengan statusnya yang dianggap bias oleh masyarakat. Kenyataan mengatakan bahwa kaum mereka saat ini masih dimarginalkan karena tidak ada aturan atau ketentuan yang menghalalkan mereka untuk mengeksistensikan keberadaan komunitasnya dengan bebas dan tidak ada payung hukum yang menyertai aktivitas mereka di lingkungan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar